Monthly Archives: March 2008

Frontliner? haya….

‘Haya,..silah masuk, silah masuk, nih hou ma’? sambut Kho Liang Tan dengan penuh ramah kala aku masuk ke salah satu toko HP di Hongkong beberapa tahun yang lalu. ‘Terimakasih, sehat sehat,’ jawab ku sekenanya. ‘Wel a yu flom’? tanya nya lagi dengan bahasa inggris dengan logat cina yang kental. ‘Indonesia, ko’, jawab ku. ‘Haya, Indonesia good’. ‘Owe juga dulu tinggal di semalang’. tapi sudah lama tinggal sini. Papa owe udah pindah hongkong tahun 65. Dia cinta Sukalno. Sukarno? tanya ku. iya Sukalno. apa Sukalno masih hidup? udah lama meninggal ko, jawab ku sambil lalu.  ‘Sukalno good, olang hebat, pujinya lagi sambil mengacung acungkan jempol’. Sekarang Yudhoyono ko yang jadi presiden, terang ku sambil melihat lihat dummy nokia terbaru. ‘Yudhoyono’? ulang nya sambil mengernyitkan alis. ‘Haya..,tapi yudhoyono juga olang baik’, ujar nya sambil memutar mutar matanya sembari berpikir siapa gerangan presiden kita itu.

‘Pilih pilih lo, olang indonesia kaya kaya, kalo datang sini, beli banyak’. Owe kasih tunjuk, ini model balu, handphone ada kamela, bisa putal lagu. Tidak mahal, jamin mulah. Si koko  pencet kalkulator, puh..!, kalo di kurs kan ke rupiah 5 jutaan. Tetep aja mahal pikir ku. ‘Makasih Ko, saya cuma liat liat aja koq’, kata ku sedikit malu malu. ‘Liat liat tidak apa, ini coba tengok’, lanjut nya lagi penuh semangat, balang mulah, made in china, CDMA technology. ‘You can get 2 for 1 million rupiah’, promonya lagi. Agar buat si koko senang, saya coba coba juga ngetes HP CDMA yang dia tawarin. Masih black and white ya ko, tanya ku asal. Haya, balang mulah,tidak ada colour tidak apa, yang penting bisa pake telpon sama sms. iya kan, tanya nya coba meyakinkan ku. ‘Bagus sih ko’, puji ku, tapi saya hari ini baru liat liat aja koq, lagian saya belum mau segera pulang koq.. tidak apa, tidak apa,ujarnya  tanpa menunjukkan kekecewaan. Tengok tengok Hongkong lah, nanti kalo dapet balang jauh lebih mulah dari toko saya, kasih tau owe lo, nanti owe kasih special discount, lanjutnya tetap ramah. tentu, tentu Ko, ujar ku sambil keluar toko..

Lain Hongkong lain pula Padang. Tidak jauh dari jembatan Siti Nurbaya, ada toko kopi Nan Yoo yang sangat istimewa. Bukan hanya karena kopi nya yang diolah sendiri, sehingga bisa membuat kita ingin selalu sarapan disana, tapi keramahan si om dan tante nan yoo yang selalu membuat tamu nya terkesan. ‘Horas bah..! ujar nya sambil menyalami P Nyoman atasan ku sewaktu dinas di Sumatra dulu, untuk datang yang kedua kali nya kesana. Kapan datang dari Medan Boss, sapa nya ramah. Aku ga abis pikir bagaimana bisa dia mengingat sebegitu banyak customer nya yang datang. ‘Pagi ini cobain oli top one (telur ayam mentah plus madu dan jeruk nipis) ya boss’, ujar nya sambil tersenyum. ‘Biar nanti malam bisa ngebut’, canda nya lagi. 

Hampir setiap pelanggan yang datang ke warung kopinya, dia sapa dengan ramah, dan disalami. Meski banyak pelayan, si om tidak pernah sungkan turun sendiri mengantarkan pesanan tamu nya, sambil menanyakan apakah kwe tiauw goreng nya pas rasa dan lezat nya. Wajah nya yang sumringah, selalu segar untuk usia pria diatas 65 tahun. Saya tau, cuma ini yang bisa saya lakukan agar orang mau balik lagi ke warung kopi saya’, apalagi ini di padang, mayoritas muslim takut masuk ke warung yang dikelolah orang Tionghoa. Ternyata kiat saya berhasil, sudah barang tentu ada jaminan bahwa warung kami cuma jual makanan yang halal, jelas nya lagi.

Konsep frontliner yang selalu tanpa kenal lelah menawarkan semua produk yang dimiliki kepada pelanggan yang datang ke toko seperti yang dilakukan oleh si Koko Hongkong itu dipadu dengan keramahan yang tulus seperti yang dilakukan oleh warung kopi Nan Yoo, merupakan model frontliner kelas dunia. Meski wajah imut sang frontliner merupakan daya tarik tersendiri, namun itu bukanlah segalanya. ‘ Kami tidak butuh frontliner yang cantik, tapi butuh yang bisa mensolusikan semua keluhan kami’, tulis seorang pelanggan di surat pembaca.

Frontliner emang wajah dari suatu perusahaan, bahkan taruhan besar ada dipundak mereka. Sungguh akan sia sia effort yang dikeluarkan untuk meningkatkan image perusahaan, bila tidak serius mengelolah frontliner. Rahasia sederhana ini sebenarnya sudah banyak diketahui oleh pimpinan perusahaan, namun sayangnya mereka lebih senang bergumul dengan kecanggihan perangkat ataupun tampilan fisik gedung semata daripada mengalokasikan waktu tujuh menit setiap hari bersama garda depan nya. Mengapa? karena saat ini dibanyak perusahaan, peran frontliner masih masuk kategori warga perusahaan kelas dua.

Berani berubah?

Boleh murah tapi jangan murahan..

Masih inget harga tiket kalo naek pesawat terbang 10 tahun yang lalu dari Medan ke Jakarta? mahal…!, hampir 1 juta, namun kini? tiket pesawat sudah tidak terlalu jauh berbeda dengan tiket bila naik bus. Begitu pemerintah memberikan kemudahan bagi investor untuk bermain dibisnis airlines, dalam sekejap, pasar yang selama ini dikuasai Garuda, merpati dan sedikit Mandala, mulai digerogoti oleh pendatang baru. Seperti halnya pendatang baru dalam bisnis apapun, tarif murah menjadi daya tarik yang sangat menawan bagi traveller. Bagaimana tidak, kini untuk mencoba naik pesawat terbang, kita paling mengeluarkan duit Rp350 ribu. itu terbang 2 jam dari medan ke jakarta. Bila berniat dan coba nekat untuk jalan darat, naik bis ALS, misalnya, tiket dipatok seharga itu juga. edan kan? konon kabarnya, ini yang menyebabkan banyak pengusaha bis antar propinsi akhirnya gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan pesawat yang juga konon kabarnya dulu kendaraan hanya untuk orang berduit saja.

Sisi lain, mari kita ingat lagi, seberapa sering kecelakaan pesawat terbang kini dibandingkan 10 tahun yang lalu? jangan kaget, meningkat tidak kurang dari 4 kali lipat. Bahkan hampir setiap airlines mencatatkan diri pernah terjadi kecelakaan, meski hanya tergelincir. Southwest Airlines, penerbangan lokal di Amerika sana, juga menawarkan tarif murah seperti yang diterapkan oleh perusahaan airlines di Indonesia. Pola nya pun sama, tanpa nomor kursi, tanpa snack, bahkan lucunya bila pesawat landing dengan mulus, semua penumpang tepuk tangan, persis seperti kita nonton bioskop misbar.

Di televisi baik lokal maupun CNN, hampir tidak pernah saya mendengar Southwest Airlines mengalami musibah. Mengapa? karena mereka hanya menawarkan tarif murah tapi tidak murahan. bedanya? tarif murah lahir karena operational excellence sehingga bisa memangkas cost yang tidak perlu, efisiensi intinya. Sedang murahan, ada faktor yang dikorbankan agar mendapatkan cost /unit nya agar menjadi murah, bukan karena efisiensi, tapi semata karena memangkas biaya maintenance misalnya. Akibatnya, peluang resiko terjadinya kecelakaan meningkat. ini murahan namanya!

Dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, memang tarif murah selalu saja menjadi pilihan strategy utama para CEO. Karena cara inilah yang paling gampang untuk diterapkan untuk meraih customer based. Namun terkadang, jadi lucu juga kalo kita perhatikan cara cara mereka menawarkan produk nya di media massa. Terkesan promo above the line yang dilakukan tidak lebih dari ekspresi kekesalan para petinggi perusahaan tersebut, unsur emosi yang lebih dominan, dan bukan untuk memanjakan pelanggan. Coba kita perhatikan iklan 2 operator GSM, yang satu menawarkan Rp1, dibalas dengan Rp0,1, disikat lagi Rp0,01 serta dilanjut dengan Rp 0,0000…1 , dibales lagi sampe puas, pake bonus dua kali kawin lagi, dahsyat bukan? 🙂

Yang jadi pertanyaan apa betul itu tarif murah, atau jangan jangan murahan? artinya apa betul, pelanggan mengerti dengan apa yang mereka tawarkan, jelas cara ngitung tarifnya, ga ada dusta diantara bahasa promo nya? bila semua jawaban nya iya, bagus itu..! excellence,..! namun bila jawaban nya tidak, jangan kaget, maksud hati memeluk gunung namun apa daya gunung nya meletus, backfire..! bahaya banget buat perusahaan…

Seorang sahabat memberikan comment di artikel ‘begitu sempurna’, ( namun maaf ga saya tampilin karena ada nama operatornya ditulis dengan jelas). Pesan nya adalah apa perlu semua operator harus terjun dalam kancah perang harga ini? jawaban saya persis iklan di tivi,..may be yes, may be no.. it’s depend on how deep your customer fallin love with the value which you offering.. kalo mereka udah suka, loyal, sabda Gombloh pun berlaku ‘ tai kucing rasa coklat’, mereka tetep setia, ga bakal pindah ke lain hati. jadi ga perlu ikut ikutan..!

So, boleh murah tapi jangan murahan. Selamat bertempur…, Merdeka…!!

Begitu sempurna…

Setelah satu bulan menginap di salah satu homestay di Bridgewater, New Jersey, tiba saat nya untuk pulang kampung. Semua bill di print out termasuk tagihan telpon dari kamar saya. ‘ Maaf, mister, nomor telepon yang saya stabillo in ini kemarin tidak berhasil saya panggil, tapi koq tetap ada tagihan nya ya’? komplain saya pada pada kasir. ‘Oh, maaf, maaf, ujarnya sungguh sungguh. Oke kita hapus semua tagihan yang anda merasa tidak pakai, silahkan anda cek kembali, lanjutnya lagi. “Tidak , mister, cuma nomor nomor itu aja koq”, jawab ku jujur. Tanpa perlu tanya keatasan nya, Mr John Davis, kasir yang bertugas saat itu  langsung menyetujui komplain ku tanpa perlu investigasi apa pun. 

“Kami harus percaya kepada pelanggan kami”, ujarnya pada saat kutanyakan kenapa dia percaya begitu saja atas klaim ku. “Ngga banyak koq pelanggan yang nakalan disini”, lanjutnya lagi. Meski demikian, kami tetap punya database setiap pelanggan yg komplain terhadap layanan yang kami berikan, agar kami dapat mempelajari perilaku pelanggan yang menginap disini, terang nya lagi.

New Hampton Inn juga memberikan layanan bergaransi terhadap service yang mereka tawarkan. Bahkan dipintu masuk terpampang, tulisan besar yg isi nya ‘kami tidak berharap anda membayar, jika layanan kami tidak memberikan anda puas 100%”, jaminan layanan yang patut diacungi jempol.

Layanan bergaransi, sebetul nya bukan cuma milik perusahaan asing. Sempati Air, salah satu perusahaan penerbangan domestik yang sempat berkibar beberapa tahun yang lalu juga sempat menawarkan voucher setiap menit keterlambatan nya. Walhasil tidak sedikit pelanggan yang terbang tanpa perlu mengeluarkan uang cash, hanya menggunakan voucher yang diterima karena Sempati juga sering tidak selalu on time terbangnya.

Untuk jasa penerbangan, terlalu berani bila airlines memberikan penerbangan garansi on schedule departure. mengapa? karena dalam jasa penerbangan banyak titik kritis yang harus dipastikan berjalan smooth sesuai dengan perencanaan, mulai dari layanan bagasi , pengisian bahan bakar, catering, cek kondisi pesawat terakhir, juga faktor yang tidak dapat diprediksi seperti keadaan cuaca, juga kesiapan runway. Semakin banyak titik kontrol kritis , maka semakin besar peluang layanan bergaransi hanyalah sekedar jaminan kosong. Juga semakin banyak pekerjaan yang bergantung pada jasa layanan dari mitra kerja, maka peluang untuk memberikan kompensasi kepada pelanggan juga akan semakin besar.

Dalam bisnis telekomunikasi, sangat jarang kita mendengar operator menjaminkan bahwa semua area dimanapun anda berada pasti dapat sinyal. Bila ada blank spot, anda akan diberikan ganti rugi. Tidak pernah. Juga sangat jarang operator mempromosikan bahwa setiap komplain yang disampaikan wajib terjawab dalam satuan detik dan ditindaklanjuti dalam satuan menit. Mengapa? karena mereka tau terlalu banyak titik kontrol kritis yang belum tentu berada dalam kendali mereka. saat ini BTS operator juga banyak yang telah di outsource ke perusahaan yang lain, unsur vandalisme juga menjadi isue besar dalam era hidup sulit seperti saat ini.

Lalu yang menjadi isue saat ini, kenapa operator yang baru lahir kemarin sore seakan mudah sekali meraup pasar yang boleh dibilang saat ini sudah sangat ketat nya bersaing. Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, isue price war jauh lebih menarik dibandingkan isue service quality. mengapa? karena dengan pola masyarakat yang masih price sensitive, mereka tetap lebih tertarik pada tarif murah dibandingkan dengan kualitas. Betul, untuk segment tertentu, kualitas is a must, tidak bisa didiskusikan lagi. Namun jangan lupa, market indonesia masih sangat maklum bila beli barang murah dengan kualitas yang sangat standard. Mimpi rasanya, saat ini bila mendapatkan barang murah dengan kualitas prima. Pun seandainya diterapkan oleh sebuah perusahaan sebagai suatu obsessi strategy bisnis masa depan, perlu banyak hal yang harus dilakukan didalam organisasi perusahaan tersebut.  

Dalam beberapa referensi, tidak terbantahkan bahwa bila suatu perusahaan menawarkan harga yang relatif bersaing dengan kompetitornya namun juga menawarkan serta memberikan jaminan layanan purna jual yang sangat prima adalah perusahaan yang akan menang dalam berkompetisi, seberat apapun persaingan nya. Kombinasi low price dan high quality seperti yang tertuang dalam buku Organizational Focus, merupakan sebuah counter pandangan Michael Treacy dalam buku The Dicipline of market leader yang menyarankan perusahaan hanya memilih salah satu dari 3 strategi perusahaan yaitu product leadership, operational excellent, customer intimacy.

Agar dapat  menjadi perusahaan yang menawarkan low price, sudah barang tentu perusahaan tsb harus sangat efisien. dalam segala hal sudah barang tentu. Tanpa efisiensi, manalah mungkin perusahaan dapat menawarkan harga lebih murah dibandingkan pesaingnya.

Sedang untuk mendapatkan high service quality, perlu komitmen dari seluruh pegawai, bukan hanya keinginan pimpinan semata. Diperlukan suatu revolusi budaya dalam perusahaan, budaya yang mengedepankan kepentingan pelanggan diatas segalanya.  Dan untuk memberikan layanan prima, tentu berhubungan erat dengan biaya. Kontingensi plan harus ada, dan ini perlu investasi, sehingga bila terjadi kerusakan, dalam satuan menit traffic bisa dilaihkan ke route yang lain. Teknisi yang harus stand bye 24 jam, siap untuk dipanggil kapan saja bila diperlukan pelanggan, juga butuh cost yang tidak sedikit.

Meskipun telah ditulis didalam berbagai referensi bahwa cost yang dikeluarkan untuk mendapatkan 1 customer baru perlu 5 kali lipat dari mempertahanankan pelanggan lama, namun tetap saja, pimpinan perusahaan lebih suka menjerumuskan diri  menerapkan strategy marketing nya focus pada penetrasi, dan bukan pada mempertahankan pelanggan lama yang merupakan goal dari peningkatan service quality.

Percaya atau tidak, bisnis dengan layanan low price dikemas dengan high service quality dalam pandangan saya bagaikan Fahri yang dapat mempersunting Aisha, seorang perempuan yang beriman, santun, cantik, kaya lagi. Begitu sempurna.

Durhaka..

Dari balik kamar, aku mencuri dengar pembicaraan diruang tamu. Seorang wanita paruh baya, tetangga ku sewaktu di Surabaya dulu, terisak menceritakan kesedihannya pada istri ku. ‘Sungguh terlalu si sulung, jeung ‘, ujar nya memulai cerita pada istri ku. “Terlalu gimana Bude”? tanya istri ku penasaran. ‘Anak lanang yang aku sayangi, yang kutimang dan kusirami dengan penuh kasih, kini sama sekali ga peduli sama aku’. “Kesel hati ini jeung, sungguh kesel”, jerit nya sambil bercucuran air mata. “Jauh jauh aku kemari, rindu ingin melihat cucu ku, karena sudah tahunan dia tidak pulang menjenguk ku, eh begitu melihat ku didepan pagar, sorot matanya penuh curiga”. wah, si bunda datang, pasti ini mau minta uang, pikir Dodit anak ku itu. ‘Padahal sungguh jeung, aku ga ngarep apa pun dari dia, karena aku ikhlas membesarkan dia. Menyekolahkan dia hingga sarjana, tapi begitu kemewahan jadi milik nya, dia blas sama sekali ga inget sama bunda nya yang sudah rabun ini, lanjut nya lagi.

“Aku kesini sengaja, dateng hari minggu, karena aku harep dia bisa jemput aku di stasiun”. “tapi apa jeung”? begitu saya telpon dari wartel, malah dia bilang ‘udah..,  bunda naik ojeg saja kerumah ku’. Padahal aku tau jeung, minggu gini dia ga kerja, semalem hujan, dia takut mobil baru nya kotor. Dia tega mbiarin ibu nya yang sepuh ini, naik ojeg sambil nenteng kardus untuk oleh oleh anak nya.

Sungguh terlalu si dodit itu jeung, teriak nya lagi sambil menyeka airmata nya. Tuhan dosa apa yang aku lakuken, sehingga anak kebanggaan ku jadi begitu. “Tadi pagi, aku bagai kesamber gluduk”, anak mantu ku malah nuduh aku ngabisin apel yang disimpen nya di kulkas. Sumpah jeung, aku ga suka apel. Aku ga makan apel yang mereka beli. Lha si Menik, anak nya sendiri yang makan, bukan aku. Coba jeung, apa ga keterlaluan mereka berdua itu, memperlakukan aku, bunda nya seperti itu, ujarnya sesenggukan.

“Mungkin mereka lagi banyak persoalan”, bude, ujar istri ku, coba menenangkan. Ga..ga.. mungkin jeung, sanggah nya lagi. Dua hari ini saya liat mereka berdua banyak bercandanya. Tapi begitu aku duduk deket mereka, mereka diam, dan satu persatu meninggal kan aku diruang tamu, sendirian. salah apa, aku ya tuhan. lanjut bude sambil menangis. “Maaf, sebentar ya bude”, pamit istriku,kedapur. Istri ku membawa makanan kecil, lemper dan tempe mendoan serta segelas markisa dingin. Belum sempet ditawarin, lemper dan tempe mendoan tandas dari piring. Maaf jeung, saya emang laper, ujarnya sedikit malu. Saya sejak kemarin sore ga makan. Masya Allah. “Kenapa, bude sakit”? tanya istriku hati hati..,  aku ga mau makan dirumah si Dodit, jeung. Kemarin, saat makan siang, di meja makan cuma ada nasi segenggam, dan kepala ikan lele yang sudah tidak ada lagi daging nya sedikit pun. Aku tanya sama anak mantu ku, “nduk, bunda dibagi dong lele nya, dimeja cuma ada kepala nya aja”. Terus anak mantu ku itu bilang’ bunda, makan kepala nya aja, badan dan ekornya sudah saya simpen  buat mas Dodit dan Menik. Coba jeung, aku betul betul terhina…ceritanya sambil menangis.

Istriku, turut berurai airmata mendengar cerita tetangga lama ku itu. “Udah kalo gitu, bude nginep dirumah saya aja ya, ga usah kerumah dodit hari ini” ajak istri ku sunguh sungguh, sambil menggenggam jemari nya erat. “Ga..jeung, terima kasih. saya mau pulang ke surabaya, sore ini juga”. aku sudah ga kerasan lagi tinggal dirumah anak lanang ku itu, lanjutnya sambil menghapus airmatanya dengan tangan.

Dari balik kamar, aku yang mencuri dengar cerita tetangga ku itu, pun tak sanggup menahan airmata. Aku teringat pada orang tua ku di Bandung juga mertua ku di Palembang dan coba mengingat ingat, apakah aku pernah melakukan perbuatan serupa itu. Sungguh, aku takut melukai perasaan mereka. Karena aku tau, Allah telah bersumpah tidak akan pernah mengijinkan anak durhaka mencium wangi nya surga, dimana mengalir sungai sungai dibawah nya.

note: maaf bude, ceritanya saya tulis di blog ku ini.  

Hanya Satu saja..

Sungguh, sekeping CD atau satu kaset Gito Rollies pun saya tak punya, karena saya emang bukan fans nya. Tapi berita berpulangnya Sang Rocker yang ditayangkan beberapa stasiun tivi beberapa waktu yang lalu cukup membuat mata saya berkaca kaca. Sungguh beruntung dia, sebelum berpulang, Allah telah membukakan hijab yang menutupi qalbu nya dan menyirami hidayah pada jiwa nya yang gersang. Perjalanan dari pencinta narkoba hingga berubah menjadi dai yang dapat menyejukan hati adalah akhir perjalanan yang sempurna. ‘ Jangan contoh masa lalu saya’, ujar Gito sewaktu diwawancarai salah satu stasiun tivi, ‘hidup yang tak tentu arah”.  Bergaul lah dengan orang shaleh, Insya allah hidup akan tentram’, ujarnya mengingatkan.

Beberapa bulan yang lalu, juga di televisi, diberitakan puluhan calon jemaah haji gagal berangkat ke tanah suci, karena pengurus KBIH menganggap dengan pasport hijau, bisa memberangkatkan calon jamaah nya, tapi ternyata tidak. Ustadz yang mengurus keberangkatan tersebut hilang ditelan bumi, sedang jama’ah enggan pulang kekampung, karena tak kuat menanggung malu. Pada kesempatan yang lain juga diberitakan seorang guru yang seharusnya membekali moral kepada muridnya tapi ternyata malah berbuat amoral kepada anak didiknya. Dan terakhir diberitakan seorang ibu bersama anaknya meninggal karena tidak sesuap nasipun bisa dimakan padahal beberapa potong pizza sisa semalam teronggok dingin dimeja makan ku.

Dari berita diatas, sungguh takut membayangkan bagaimana akhir cerita kehidupan kita ini. Sedang keimanan kita sendiri sesungguhnya bila mau jujur bagaikan roda pedati. Terkadang pada suatu detik tertentu berada pada puncaknya, sedang pada detik berikutnya, bisa jadi tergelincir hingga titik terendah.

Bagaimana tidak? di stopan lampu merah di persimpangan jalan, dikala pengemis menengadahkan tangan nya meminta seratus, dua ratus rupiah, menoleh ke mereka pun aku enggan paling hanya lima jari kutempelkan dikaca. Padahal disetiap doa selalu kukatakan, ya allah, jangan pernah engkau palingkan muka mu dikala memandang ku.

Bagaimana tidak? seribu rupiah yang ingin ku berikan, tiba tiba kutarik kembali karena ingat pengemis yang sama sudah pernah kuberi kemarin malam. Padahal didalam setiap doa, aku katakan, ya Allah limpahkan aku rizki mu setiap hari nya pada ku, dan engkau berikan itu tanpa pernah berhitung.

Bagaimana tidak? pengamen cilik disimpang jalan berbaju compang camping, sedang dilemari baju anak ku, ada bertumpuk pakaian yang belum tentu ia gunakan sebulan ini.

Duhai Allah sang pembolak balik hati, malu aku dihadapan mu, karena aku terlalu banyak meminta pada mu sedang aku sendiri masih enggan memberi. Semakin aku ingin dekat pada mu, semakin erat pula dunia ingin menggenggam hati ku. Aku tidak tau bagaimana akhir cerita dalam perjalan hidup yang tengah dijalani ini, namun andai engkau mengijinkan, hanya satu saja permintaan ku, panggil lah aku dalam puncak keimanan ku lagi khusnul khotimah. Karena aku yakin itulah sebaik baik nya permintaan hamba mu yang dzalim ini…..

Dunia Anak, Dunia Imaginasi…

 lovely2.jpg

Pulang kerja secapek apapun, bila anak anak belum tidur, saya selalu mendisplinkan diri untuk nanyain kegiatan mereka disekolah setiap hari nya. Dan semalem saya sedikit dibuat repot oleh si bungsu yang masih sekolah di TK. ‘ Pa, tadi adek disekolah menggambar pohon mangga, terus bu guru bilang,’Rara kalo ngewarnain daun mangga, warna yang paling bagus ya hijau, bukan kuning’, ujar nya, memulai percakapan. “Bukan nya aku ga mau pa, kan kalo ku warnain hijau, sementara mangga nya juga hijau, coba, bu guru pasti bingung nanti, mana daun mana buah. iya kan pa”? tanya nya pada ku lagi. Aku tersenyum. “Lagian, daun ada juga yang warna kuning kan pa? kalo selalu hijau, kan ranting nya nanti keberatan, karena daun nya ga ada yang gugur”, celoteh nya lagi.

Terus pa, tadi kan kita belajar nama nama malaikat, ada 10 kata bu guru, tapi aku koq ngga percaya ya pa, ceritanya lagi sungguh sungguh. ‘Waduh, gawat! aku mulai istighfar, mulai bahaya nih pikirku, masa anak pak haji, ga percaya sama malaikat”, meski baru 5 taun, setidak nya modal keimanan harus ada pada Rara, anak ku. “Ga percaya, gimana dek”? tanya ku serius..,’ coba papa pikir, dirumah kita aja ada 6 orang, terus di rumah eyang ti ada 7 orang, terus disekolah ada temen ku 20, lha kalo malaikat yang mencatat kebaikan cuma 1 terus yang catat kejelekan juga cuma 1, ayo apakah malaikat ga lupa mencatat kebaikan ku’, sementara ada banyak orang didunia ini?tanya nya serius..

Alamak, aku garuk garuk kepala, yang berhak menjawab ini, harusnya pak Quraisy Shibab pikir ku. Ini pertanyaan yang paling sulit untuk ku jawab, apalagi dengan modal ilmu seujung kuku, bisa bahaya kalo salah diterjemahkan anak ku. Aha..!ada ide. Kebetulan diatas tempat tidur, anak ku sedang main kelereng, ada 5 buah. Saya ambil, dan saya letakan diatas piring.’hm.., gini dek, ujar ku memulai’. coba adek liat, ada berapa kelereng dipiring ? 5 jawabnya pasti. koq adek tau?pancingku. kan adek bisa liat, jawab nya. “hmm,..adek kan cuma 1 orang koq bisa liat 5 kelereng sekaligus”, pancing ku. Lha iya lah pa, kan adek ada mata, jadi bisa melihat, tangkis nya lagi. hmm.. adek tau, Allah itu maha melihat, jangan kan yang nampak, yang tidak pun allah bisa lihat. Nah, malaikat Raqib dan Atid itu diciptakan tuhan dan dikasih tugas mencatat amal baik dan amal buruk, sudah pasti dong tuhan kasih kemampuan yang sangat luar biasa itu pun pada malaikatnya, terang ku lagi. Cukup 1 malaikat saja udah bisa nyatet orang sedunia ini dek, ujar ku coba meyakinkan nya, jadi adek ga usah takut, kalo adek berbuat baik, pasti ke catet dng baik. “Biar sekecil  debu pun ga akan lolos”, lanjut ku lagi..

Belum selesai penjelasan ku, Rara, anak ku, sudah tertidur pulas. Dalam tidurnya, ia tetap tersenyum, mungkin ia tengah mentertawakan aku, ‘papa ini ngomong apa seh’,…atau kini ia tengah lelap sambil membayangkan, puluhan bidadari yang cantik bernyanyi dan menari bersama nya, berkejar kejaran di bukit teletubies, berpayungkan pelangi yang membentang, warna warni, indah sekali..

Ternyata,  meski tinggal serumah pun, masih sangat sulit rupanya buat saya menyelami dunia anak dengan bahasa nya yang sederhana. Isi kepala kita, tumpah, dan berharap ia bisa mengerti dengan bahasa kita, orang dewasa. Disekolah pun demikian, khususnya dinegeri ini, anak anak dihadapkan pada dunia hitam-putih. Ruang untuk berimajinasi sangat minimalis, sehingga pada setiap kali ulangan sekolah, nilai yang harus dikejar dan bukan tingkat pemahaman materi yang harus digali. Dalam pandangan ku, dunia anak adalah dunia imaginasi.Laksana selembar kertas putih bersih, anak anak butuh ratusan warna warni, biarlah ia memilih, warna mana yang paling ia suka, bukan hanya hitam dan putih.  

note: 

Baca buku ‘ Totto Chan, gadis kecil dijendela’ deh, jempol…  

Terima Kasih…

“Anda akan didenda US$1000 bila parkir disini, Mr Louis Blake, The Best Marketer this month”, mungkin begitu lebih kurang tulisan yg tergantung di tempat parkir, persis didepan pintu masuk kantor AT&T di New Jersey nun jauh di amerika sana. ‘Ya, begitulah, cara kami menghargai karyawan berprestasi’, jelas Lynn Do, escort yang selalu mendampingi saya dan rekan rekan pada saat melakukan benchmarking beberapa tahun yang silam. “Disini, cari tempat parkir sulit mas”, anda liat sendiri bukan, dari tempat parkir menuju kantor kita harus jalan 500 meteran. ‘Reward tempat parkir persis dipintu masuk menjadi impian setiap karyawan’. ujar nya lagi.

“Mungkin kelihatan nya ga berarti ya’, tapi dengan tulisan yg tergantung dan denda 1000 dollar bagi yang berani mencuri kapling si empunya hak, tentu prestise nya jadi berbeda. Inilah bentuk reward yang sangat sederhana kelihatannya namun sangat berarti bagi yang menerimanya, ujar Lynn pada saya.

Sembari mencuri pandang, saya lihat hampir disetiap cubic/meja kerja pegawai di AT&T banyak tertempel kartu kartu ucapan, kebanyakan dibuat sendiri oleh sipengirim, bentuk nya lucu lucu, ada yg berbentuk hati, bundar, segitiga, warna warni. Semua kata yang tertulis adalah ungkapan terima kasih karena anda telah banyak membantu pekerjaan saya, yang ngirim juga beragam, ada yang dari atasan, bawahan, rekan dari luar divisi, juga mitra kerja.

Kita sendiri, konon yang dijuluki negeri yang penuh tatakrama, peramah dan sopan, jarang sekali mendengar ucapan tulus ‘terima kasih’. ‘lha itu kan emang tanggungjawab mu tho, jadi ya kenapa saya harus berterima kasih”, ujar seorang manager kepada staf nya yang tengah bersuka ketika melaporkan telah berhasil menjual melebihi target kepada atasannya. onde, begitu sulitnya ucapan terimakasih meluncur dari lidah kita yang sombong ini..

Saya jadi berfikiran sedikit ngawur, apakah ini karena kita terlalu lama jadi negeri yang terjajah kali ya? gimana mo bilang terima kasih, lha wong kita dipaksa kerja ama Daendels, boro boro digaji,  makan siang pun harus dijatah, itu pun dikasih bonus cambuk tiga kali sehari. Ngedumel, sumpah serapah, jadi teriakan namun terpendam dalam hati, walhasil anak cucu dan keturunan jadi ikut ikutan, termasuk anda dan saya !

Ayo, kalo ga percaya, adakah diantara kita mengucapkan terimakasih pada pembantu kita pagi ini ? inget lho, sebelum sholat subuh dia udah bangun, buatin sarapan, nyapu halaman, nyeterika baju kantor, bahkan kasih makan burung kenari. coba saya hitung,..tu..wa..ga..yes!, 96% bilang ‘ga tuh’, kenapa? sadar atau tidak, didalam hati kita bilang ‘untuk itu dia kita gaji”. Bener kan?

Diatas meja saya tergeletak buku praktis percakapan bahasa asing untuk mengungkapkan terima kasih,..”arrigato, vielen dank, gracias, thank you,..”, saya ulang berkali kali, ga juga hafal, ah! kiranya memang sulit rupanya untuk bilang terima kasih. 🙂